Sejarah Singkat Departemen Kimia
Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro
Universitas Diponegoro mendirikan Jurusan Kimia di Fakultas Sains dan Matematika pada tahun 1988, di bawah naungan BP-MIPA (Badan Pengelola Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Diponegoro No. 63/SK/PT09/1988 dan SK Rektor Universitas Diponegoro No. 103/SK/PT09/1986. Jurusan Kimia resmi menjadi salah satu jurusan di FMIPA Universitas Diponegoro, berdasarkan SK Mendikbud No. 0369/0/1993 dan SK Dirjen Dikti No. 15/DIKTI/KEP /1994 dan No. 22 O/DIKTI/KEP/1996. Berdasarkan SK Rektor Universitas Diponegoro No. 160/SK/PT09/1994 dan keputusan Konsorsium MIPA, Jurusan Kimia untuk pertama kalinya meluncurkan program sarjana, dengan jumlah 144 SKS dan lama studi selama empat tahun. .
Dalam perkembangannya, Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro memiliki lima kelompok spesialis yaitu Kimia Fisik, Kimia Analitik, Kimia Organik, Kimia Anorganik, dan Biokimia. Setelah lebih dari sepuluh tahun beroperasi dan serangkaian proses pengembangan, BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) memberikan nilai B untuk jurusan Kimia pada tahun 1998. Dikeluarkan oleh BAN-PT dengan SK No. 0086 /Ak-I.1/UDEKHM/VIII/1998. Kemudian direakreditasi oleh BAN-PT pada tahun 2004, memperoleh nilai C berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 06348/Ak-VIII-0/UDEKHM/IV/2003. Jurusan Kimia mendapat nilai B pada tahun 2007 berdasarkan SK BAN-PT No. 030/BAN.PT/AK/X/S.1/XII/2007. Terakhir, Departemen Kimia mendapatkan nilai A dari BAN-PT pada tahun 2013 melalui SK No. 237/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013.
Di usianya yang ke-18, Departemen Kimia Universitas Diponegoro terus berupaya mempersiapkan lulusannya untuk menghadapi tantangan global. Untuk mencapai hal tersebut, Departemen Kimia bercita-cita menjadi Pusat Kegiatan Pendidikan dan Penelitian Kimia pada tahun 2018 dengan aplikasi yang akan menghasilkan lulusan dengan keunggulan kompetitif dalam mengangkat harkat dan martabat manusia. Misinya adalah mengembangkan seluruh potensi secara terkoordinasi. Hasilnya, akan terbentuk sivitas akademika melalui proses pendidikan, penelitian, dan aplikasi ke masing-masing laboratorium dan tim peneliti. Mereka akan melakukan penelitian yang kompeten yang relevan dengan perkembangan saat ini untuk tujuan kesejahteraan nasional, memastikan bahwa orang terus tertarik dan menghargai kimia.